Kisah Inspiratif: Mitos dan Hikmah Dari Burung Kedasih
Burung Kedasih atau di beberapa daerah disebut dengan Burung Cirit Uncuing (Sunda), Emprit Gantil (Jawa), Paintive Cuckoo (luar negeri). Cirit Uncuing ini nama yang diambil dari suara yang dikeluarkan Burung Kedasih. Suaranya memang demikian "Citit Uncuing...Citir Uncuing..." bahkan burung ini bersuara tidak mengenal waktu, bisa pagi, sore, bahkan malam.
Suaranya yang unik dan berbunyi diwaktu-waktu tidak biasa menyebabkan burung ini dikaitkan dengan mitos masyarakat. Orang-rang masih banyak yang mempercayai bahwa suara Burung Kedasih ini menandakan adanya kematian.
Selain daripada itu suara Burung Kedasih juga menandakan adanya roh atau jin yang melintasi di wilayah tersebut. Orang tua zaman dulu sering mengingatkan kita untuk berhati-hati saat Burung Kedasih ini bersuara. Anak-anak harus masuk rumah dan orang tua diajak untuk memanjatkan doa.
Burung Kedasih | hipwee.com |
Mitos ini di beberapa wilayah masih dipercaya kebenarannya. Namun untuk wilayah tertentu mitos ini sudah terkikis oleh perkembangan zaman. Namun di beberapa wilayah Jawa masih memeprcayai mitos Burung Kedasi.
Mitos ini pun diperkuat dengan bentuk dan warna burung ini. Burung Kedasih ada yang berwarna hitam dan sebagian besar berwarna coklat dengan motif putih. Matanya lebar, bulunya tebal dan sering dikembangkan, suaranya sangat kencang. Bentuk fisik burung ini sangat mendukung mitos yang berkembang di masyarakat.
Mitos ini merupakan kearifan lokal yang ada di masyarakat Indonesia yang kita cintai ini. Hal yang harus kita ambil hikmah dari Burung Kedasih ini adalah siklus kehidupannya yang sangat unik dan dapat menggambarkan beberapa sifat yang dimiliki oleh manusia.
Manusia merupakan mahluk yang sempurna yang Tuhan ciptakan dengan seluruh sifat mahluk yang ada di bumi. Beberapa contoh sifat yaitu: sifat baik merupakan cerminan sifat malaikat yang selalu berbuat baik dan tunduk akan perintah Tuhan. Sifat buruk merupakan ceriman sifat syaitan yang sombong dan selalu menggoda manusia ke hal negatif. Nafsu syahwat merupakan cerminan dari sifat binatang. Tumbuh dan berkembang mencerminkan sifat tumbuhan.
Itu lah salah satu kelebihan manusia, akan tetapi ada dua hal yang membuat manusia merupakan mahluk Paling Sempurna di dunia yaitu terletak pada hati (Qalbu) dan otaknya (pikiran/berfikir). Dua sifat ini tidak dimiliki oleh semua mahluk ciptaan Tuhan YME.
Untuk memantapkan lagi antara hati dan pikiran kita, kita dapat mengambil hikmah dari Burung Kedasih. Berikut beberapa lingkup kehidupan Burung Kedasih yang dapat kita jadikan cermin, apakah ada sifat tersebut pada kehidupan kita? Mari kita bahas satu-persatu sifat dari Burung Kedasih ini.
1. Burung Penyendiri
Burung Kedasih merupakan burung penyendiri yang tidak suka berkelompok sekalipun dengan jenis Burung Kedasih itu sendiri. Burung kedasih hanya akan bersatu ketika waktunya kawin. Burung jantan akan mendekati burung betina saat proses perkawinan.
Setelah kawain Burung Kedasih akan pergi ke tempat masing-masing dan mereka akan kembali menyendiri. Burung betina yang telah dibuahi akan mencari sarang burung lemah untuk menitipkan telurnya agar dierami dan dibesarkan oleh burung lemah tersebut.
Setelah bertelur di tempat burung lemah, si induk Burung Kedasih akan meninggalkan sarang dan telurnya. Burung ini akan kembali menyendiri seperti sedia kala, kehidupannya seperti tidak ada keterikatan batin atau apapun dengan kehidupan yang telah dilaluinya.
2. Tidak Membuat Sarang
Burung Kedasih tidak membuat sarang, mereka hidup dari sarang burung lain yang lemah. Seperti paragraf sebelumnya induk Burung Kedasih akan mencari sarang burung lemah untuk menitipkan telurnya. Telur ini akan menjadi benalu dan menggantikan telur asli burung yang lemah.
Burung lemah tersebut akan mengerami telur Burung Kedasih, bahkan dikemudian hari akan membesarkannya seperti anak ia sendiri. Burung induk lemah ini tidak mengetahui apa yang terjadi pada telur Burung Kedasih, burung ini menganggap sebagai telurnya sendiri.
Burung lemah menganggap anak Burung Kedasih sebagai anaknya dan akan membesarkannya hingga burung tersebut dewasa dan mandiri.
Anak Burung Kedasih yang sudah menetas secara alami jahat. Burung tersebut akan menggeser telur-telur lain yang belum menetas dibuang ke luar sarang. Walapun masih kecil anak Burung Kedasih akan menggeser telur-telur tersebut hingga jatuh dari sarang.
Hal ini juga berlaku bagi telur lain yang sudah menetas. Anak Burung kedasih akan menggeser, mendorong anak-anak burung lain agar jatuh dari sarangnya. Wah kejam banget ya? Ya itu lah kekejaman anak Burung Kedasih yang dapat kita ambil hikmahnya.
4. Memiliki Sifat Rakus
Secara fisik anak Burung Kedasih ukuran tubuhnya lebih besar dibandingkan dengan burung lemah yang menjadi induk angkatnya. Memang hebat insting dari induk Burung Kedasih memilih burung lemah sebagai tempat menitipkan anaknya.
Bisa dibayangkan kalau Burung Kedasih tidak punya insting baik, ia akan menitipkan telurnya di sarang Burung Pelatuk atau Burung Hantu. Ketika menetas otomatis anaknya akan dipatuk oleh burung Palatuk atau jadi santapan Burung Hantu. Itulah keadilan yang Tuhan berikan kepada binatang agar mereka bisa berkembang biak dan memberikan hikmah kepada manusia.
Kembali ke anak Burung Kedasih, saat makan karena porsi makannya besar otomatis ia akan mengambil jatah anak burung lain. Kerakusannya ini dapat menyebabkan anak burung lain mati akibat tidak mendapatkan makanan yang cukup dari induknya.
5. Suaranya Kencang dan Membuat Burung Lain Stress
Anak burung Kedasih berusaha membuang telur utama | Kaskus.com |
Beberapa informasi bahwa suara Burung Kedasih menyebabkan burung yang ada di sekelilingnya menjadi stress. Hal ini akan terlihat jelas pada burung kicau, saat burung kicau didekatkan atau mendengar suara Burung Kedasih pada jarak dekat burung kicau ini akan stress.
Burung kicau yang sebelumnya aktif berkicau akan menjadi stress dan pendiam. Hal ini disebabkan oleh suara Burung Kedasih yang sangat kencang dan aura mitosnya yang sangat kendal. Alasan ini menjadi salah satu menyebabkan pecinta burung enggan untuk memelihara Burung Kedasih.
6. Aktif Bersuara di Malam Hari
Burung Kedasih bukanlah burung nokturnal (burung yang aktif di malam hari) akan tetapi burung ini kadang bersuara di sore hari atau malam hari dalam kondisi tertentu. Kejanggalan ini yang menyebabkan mitos pada Burung Kedasih sangat kuat.
Mitos yang berkembang di kalangan masyarakat saat Burung Kedasih bersuara pada sore atau malam hari menandakan bahwa adanya kematian ataupun ada roh/jin yang melintas di wilayah tersebut. Bagi sebagian orang fenomena ini betul adanya yaitu ada kematian dan roh/jin di wilayah tersebut.
7. Hidup di Wilayah Perkampungan
Burung Kedasih banyak ditemukan disekitar pemukiman penduduk yang berada di daerah pinggir hutan atau wilayah yang memiliki pohon lebat. Burung ini seakan-akan dekat dengan manusia sebagai pengingat akan insting buruknya agar diketahui atau diambil hikmah bagi orang-orang yang mengambil hikmah.
Selain daripada itu, suaranya yang mengandung mitos secara tidak langsung mengingatkan manusia akan kematian. Kematian jika kita pandang dari sudut pandang positif adalah hal pasti yang harus persiapkan. Ada istilah "Beribadahlah seakan-akan kamu akan mati besok". Semoga suara Burung Kedasih ini mengingatkan orang-rang untuk lebih meningkatkan ibadahnya.
====
Tujuh keunikan dari Burung Kedasih dapat kita ambil hikmahnya. Apakah kita memiliki salah satu sifat Burung Kedasih di atas. Ini menjadi renungan bagi kita untuk menjawabnya sendiri dan memperbaikinya jika ada sifat-sifat tersebut.
Alam menyediakan berbagai ilmu hebat yang sangat bermanfaat bagi kehidupan kita. Akan tetapi permasalahannya apakah kita dapat mengambil hikmah tersebut? Tentunya bisa yaitu bagi mereka yang berfikir dan bagi mereka yang terus berusaha untuk menjadi lebih baik dengan memperbaiki hal-hal buruk yang terdapat pada dirinya.
Posting Komentar untuk "Kisah Inspiratif: Mitos dan Hikmah Dari Burung Kedasih"
Posting Komentar